Diceritakan suatu saat tatkala mendekati waktu Iedul Adha berkata
ayah kepada seorang anaknya, “Bawalah pisau kita ini ke tukang besi
untuk diasah?! (Namun, anak ini rupanya ada sedikit bodoh! Sebab,
tatkala mendengar Haddad yang dipikirannya hanya teringat Imam Abdullah
ibn Alwi Al Haddad). Kemudian dibawanya pisau tadi itu kerumah Imam Al
Haddad. Tatkala sampai disana, Si Anak ini bersalam kepada Habib
Abdullah ibn Alwi Al Haddad dan berkata, “Ayahku bilang pisau ini tolong
diasahkan dan perbaikilah karena Hari Ied sudah dekat?!” Kata Habib
Abdullah ibn Alwi Al Haddad, “Marhaba/Baiklah.” (Sebenarnya Habib
Abdullah ibn Alwi Al Haddad sudah faham apa maksud ayah Si Anak ini
menyuruh agar pergi ke Haddad, yaitu tukang besi dipasar yang memang
sudah terbiasa bekerja mengasah besi). Namun demikian kata Habib
Abdullah ibn Alwi Al Haddad, “Taruhlah (pisaunya) disitu, besok engkau
datang kemari lagi.” Si Anak itu pun pergi meninggalkan kediaman habib.
Majelis Dzikir dan Sholawat Miftahulhuda Walisongo
Witheng karomah jalaran teko istiqomah, Witheng tresno jalaran soko kulino...
Tuesday, September 15, 2015
Akhlak KH Najih Maimoen yang patut ditiru
Satu hari, salah satu murid Abuya as-Sayyid Muhammad bin Alawi al-Maliki, Gus Najih (KH. Najih Maimoen) pernah diundang mengisi pengajian di sebuah acara hajatan yang digelar seorang Wak Kaji kaya raya di Sarang.
Selesai acara, seperti kebiasaan lumrahnya warga Nahdliyyin, sang shahibul hajat (tuan rumah) menyegat Gus Najih yang telah jumeneng dan miyos akan kundur (hendak pamit pulang). Amplop tebal berisi uang jutaan itu pun diselipkan ke saku beliau.“Nopo niki?” (Apa ini).
“Kersane bah, kersane...” (Mohon diterima Gus).
Imam Junaidi Al Baghdadi dan Orang Tua Renta
Diwaktu mudanya Imam Junaid Baghdadi memiliki badan yang kekar dan
menunjang hidupnya dengan mata pencaharian sebagai pegulat profesional.
Dan Seperti biasa, Setiap tahun diadakan kontes gulat oleh Penguasa
Baghdad yang mengumumkan satu hari, "Hari ini, Junaid Baghdadi (juara
bertahan) akan menunjukkan keahliannya sebagai pegulat, apakah ada orang
yang berani menantangnya?".
Seorang pria tua, berdiri dengan leher gemetar dan berkata, "Aku akan ikut masuk kontes ini dan menantang dia".
Seorang pria tua, berdiri dengan leher gemetar dan berkata, "Aku akan ikut masuk kontes ini dan menantang dia".
Mbah Kholil dan Mbah Hasyim Asy'ari
Hadratus Syaikh Muhammad Hasyim Asyari, ketika Hasyim Asy'ari muda
berangkat nyantri ke pesantren yang diasuh KH. Muhammad Kholil bin Abdul
Lathif Bangkalan-Madura. Hasyim Asy’ari muda langsung di uji oleh sang
guru.
Hasyim Asy’ari muda disuruh naik ke atas pohon bambu,
sementara Kyai Kholil terus mengawasi dari bawah sembari memberi isyarat
agar terus naik sampai ke pucuk pohon bambu tersebut. Kyai Hasyim terus
naik sesuai perintah gurunya itu. Ia tak peduli apakah pohon bambu itu
melur (Patah/roboh) atau bagaimana. Yang jelas, beliau hanya patuh pada
perintah gurunya.
Kelihatan Kau sedang Memuji Allah SWT, Padahal Sebenarnya Kau Memuji Dirimu
Kisah Abu Yazid Al-Busthami, yang Insya Allah, dapat kita ambil
pelajaran daripadanya; Di samping seorang sufi, Abu Yazid juga adalah
pengajar tasawuf. Di antara jamaahnya, ada seorang pelajar yang juga
memiliki murid yang banyak. Pelajar itu juga menjadi guru bagi jamaahnya
sendiri. Karena telah memiliki murid, pelajar ini selalu memakai
pakaian yang menunjukkan kesalihannya, seperti baju putih, serban, dan
wewangian tertentu.
Suatu saat, muridnya itu mengadu kepada Abu Yazid, “Tuan Guru, saya sudah beribadat tiga puluh tahun lamanya. Saya shalat setiap malam dan puasa setiap hari, tapi anehnya, saya belum mengalami pengalaman ruhani yang Tuan Guru ceritakan. Saya tak pernah saksikan apa pun yang Tuan gambarkan.
Suatu saat, muridnya itu mengadu kepada Abu Yazid, “Tuan Guru, saya sudah beribadat tiga puluh tahun lamanya. Saya shalat setiap malam dan puasa setiap hari, tapi anehnya, saya belum mengalami pengalaman ruhani yang Tuan Guru ceritakan. Saya tak pernah saksikan apa pun yang Tuan gambarkan.
Misteri kekuatan bambu runcing
Hari
Pahlawan 10 November identik dengan perjuangan merebut dan
mempertahankan kemerdekaan NKRI. Salah satu ikon penting dalam perang
kemerdekaan adalah bambu runcing. Bagaimana asal-usul dan kehebatan
senjata tradisional pejuang Indonesia ini?
Bambu runcing
sebenarnya strategi standar untuk menghalau gerakan musuh. Alat ini
sudah digunakanoleh pihak kolonial menghalau masuknya Jepang ke
Indonesia. Diceritakan, ketika armada Jepang mendekati Pulau Jawa akhir
Februari 1942, Belanda mengira akan menerjunkan pasukan payung di atas
wilayah Kalijati. Maka diperluaslah ribuan bambu yang diruncingkan
ujungnya untuk menyambut pasukan para Jepang.
Kecintaan Allahuyarham Mbah Muntaha
Kecintaan Allahuyarham Mbah Muntaha sapaan akrab KH. Muntaha Al-Hafizh
Kalibebeber Wonosobo terhadap Al-Qur’an tak dapat diragukan lagi. Hampir
seluruh usianya dihabiskan untuk menyebarkan dan menghidupkan
Al-Qur’an.
Yang Paling monumental adalah gagasannya membuat mushaf Al-Qur’an Akbar (Al-Qur’an Raksasa) dengan tinggi 2 meter, lebar 3 meter dan berat 1 kuintal lebih. Sebuah karya mahaagung yang sempat dikala itu diusulkan masuk ke Guiness Book Of Record.
KH Muntaha al-Hafizh lahir di desa Kalibeber kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo dan wafat di RSU Tlogorejo Semarang, Rabu 29 Desember 2004 dalam usia 94 tahun. Ada beberapa keterangan berbeda tentang kapan tepatnya Mbah Muntaha Lahir.
Yang Paling monumental adalah gagasannya membuat mushaf Al-Qur’an Akbar (Al-Qur’an Raksasa) dengan tinggi 2 meter, lebar 3 meter dan berat 1 kuintal lebih. Sebuah karya mahaagung yang sempat dikala itu diusulkan masuk ke Guiness Book Of Record.
KH Muntaha al-Hafizh lahir di desa Kalibeber kecamatan Mojotengah, Kabupaten Wonosobo dan wafat di RSU Tlogorejo Semarang, Rabu 29 Desember 2004 dalam usia 94 tahun. Ada beberapa keterangan berbeda tentang kapan tepatnya Mbah Muntaha Lahir.
Subscribe to:
Posts (Atom)